Rabu, 21 September 2011

Jangan Tertipu Dengan “Saya Sudah Total Memberi

Saya pernah mendengar sebuah cerita yang menceritakan seorang anak yang tidak bisa mendengar, dia lahir dari seorang yang kaya raya, orang tuanya berusaha keras untuk memulihkan pendengaran anaknya ini, orang tuanya bahkan rela mengeluarkan banyak uang hanya untuk biaya berobat anaknya. Akhirnya setelah berobat keseluruh ahli pendengaran dan telah mengeluarkan biaya yang sangat besar, anak ini mendapatkan pendengarannya kembali, ini seperti sebuah kabar yang sangat menggembirakan bagi orang tua anak ini, namun beberapa bulan setelah pendengaran sang anak kembali, mereka justru bingung karena sang anak frustasi dan marah terhadap orang tuanya akan dunia barunya ini, dia mengeluh karena tiap harinya anak ini mendengarkan banyak sekali bunyi yang menyiksa telinga dan suara-suara percakapan yang tidak ia mengerti.
Dari cerita diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa pertolongan atau niat baik kita belum tentu bermanfaat bagi yang menerimanya, bahkan bisa jadi ketika kita sudah merasa “saya benar-benar sudah menolong anda” namun anda tidak melihat respon positif atau rasa terima kasih dari orang yang anda tolong, itu pasti menyakitkan.

Dalam pengalaman saya mengajar di SBS, saya pernah melihat beberapa instruktur bahkan saya sendiri memang pernah merasakan hal itu. Guru yang baik adalah seorang yang pandai memotivasi dan membangkitkan semangat murid, karena metode kampoenk jenius memang sarat akan sentuhan-sentuhan personal, tidak heran jika kami para instruktur dituntut untuk menjadi seorang motivator juga. Namun saya pernah menemukan rekan kerja yang mengeluh ke saya kalau dia merasa usaha yang dilakukannya terhadap murid sia-sia, dia sudah melakukan pendekatan personal, melakukan komunikasi jarak dekat-jauh, selalu berusaha memberikan solusi-solusi permasalahan dan pendampingan secara intensif selama proses belajar hingga selesai (instruktur ini sampai meluangkan waktu pribadi untuk murid), namun ia masih merasa dipandang sebelah-mata oleh muridnya. Di SBS kami memang rutin mengadakan survey siswa tentang beberapa pertanyaan yang salah satunya adalah instruktur terfavorit. Saya tidak begitu perduli dengan survey ini, namun beberapa rekan kerja memang sepertinya mengambil kesempatan ini untuk mengukur kapabilitas diri dalam mengajar, dan memang seharusnya begitu....tak pelak terkadang menjadi pukulan telak jika kita telah merasa memberi total kepada semua murid namun nama kita tidak tercantum dalam daftar instruktur yang difavoritkan. Dan dalam perjalanannya, saya memang melihat dia sudah melakukan itu semua. Pertanyaannya adalah, “Apa lagi yang kurang!!??”.

Dalam judul sebelumnya saya menggambarkan jika kita dalam posisi setengah jiwa, kita bagaikan diombang-ambing oleh keadaan, namun posisi kita pada kasus kali ini juga tidak kalah mengenaskan, anda seperti berlari dengan besi puluhan kilo yang tersangkut pada anda, membuat keikhlasan kita menipis dan motivasi menurun..INI BAHAYA!!..untuk pembaca atau siapa saja yang merasakan masalah ini, saya sarankan untuk sadar diri terlebih dahulu. Pepatah mengatakan “ada asap berarti ada api”, jika murid anda sangat termotivasi dengan ucapan dan tindakan anda itu berarti anda memberi sesuatu. Dan JIKA murid tidak termotivasi atau yah katakan saja hanya sedikit termotivasi, coba katakan pada diri anda dengan lantang “SAYA BELUM MEMBERI!!”.

Seberapapun waktu yang anda korbankan, keringat yang anda rela keluarkan, bahkan pengorbanan-pengorbanan yang menurut anda itu sangat mahal, kalau fakta dilapangan murid anda belum termotivasi, saya tegaskan sekali lagi..”ANDA BELUM MEMBERI!!”. Semakin anda tidak menerima kenyataan ini, itu justru akan menambah berat beban/besi yang menahan laju kecepatan lari anda, belajarlah menerima kenyataan, besarnya hati adalah kunci untuk melakukan hal ini. Semakin anda berani mengakui kenyataan dan berteriak “SAYA MEMANG BELUM MEMBERI!!”, maka beban anda akan semakin berkurang, fikiran anda akan jauh lebih terbuka, suasana hati kembali jernih, dengan begitu proses intropeksi diri akan berjalan efektif, tidak ada lagi unsur dendam atau kekesalan dalam proses intropeksi diri nantinya.

Jika anda sudah terbebas dari beban yang menahan laju anda, PASTI anda akan melihat sisi lain dari respon murid tadi, karena percayalah tidak ada sesuatu yang jika dilakukan dengan rasa ikhlas itu akan sia-sia, anda akan melihat cahaya pada murid anda dan diri anda sendiri, itulah yang terpenting. Be Positif Thinking ...:).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar